Senin, 18 Oktober 2021

Lirik Lagu Amigdala – Di Ambang Karam

 Amigdala – Di Ambang Karam 


Jangan mau 'tuk mengalir
Sebab nanti kau akan terbawa arus
Jangan mau 'tuk berjalan
Sebab nanti kau akan hilang arah
Lalu tinggalah kau sendiri

Dia bilang mengalir saja

Mengalir, mengalir
Mengalir, mengalir
Mengalir, mengalir
Mengalir, mengalir
Lalu hanyut dan hilang

Saat kau ragu arah tuju
Di situlah kau mulai terbawa arus
Dalam kamu kian tergerus
Kau tahu itu kau telah hilang arah
Lalu tinggalah kau sendiri

Dia bilang mengalir saja

Mengalir, mengalir
Mengalir, mengalir
Mengalir, mengalir
Mengalir, mengalir

Mengalir, mengalir
Mengalir, mengalir
Mengalir, mengalir
Mengalir, mengalir
Lalu hanyut dan hilang

 

 


Lirik Lagu Amigdala – Belenggu

 Amigdala – Belenggu


Ada dawai-dawai yang tak bisa dipetik
Dan dibiarkan bergeming dalam hati manusia
Ada binatang jalang yang tak bisa dilawan
Dan dibiarkan menari liar dalam tubuh manusia

Ada dawai-dawai yang tak bisa dipetik
Dan dibiarkan bergeming dalam hati manusia
Ada binatang jalang yang tak bisa dilawan
Dan dibiarkan menari liar dalam tubuh manusia

Di sesak dada
Di kering luka
Di sisa rindu
Atau di ambang pilu

Di sesak dada
Di kering duka
Di sisa rindu
Atau di ambang pilu

 


Lirik Lagu Amigdala – Menjadi Batu

 Amigdala – Menjadi Batu


Anak kecil yang setiap sore
Berada di beranda rumahmu
Itu adalah isi kepalaku sepuluh tahun lalu
Anak kecil yang setiap sore
Mengetuk pintu rumahmu
Itu adalah isi kepalaku sepuluh tahun lalu

Dia bilang takkan keluar
Sebab pundakmu sudah menempuh ratusan musim
Dia bilang takkan keluar
Sebab pundakmu sudah menempuh ratusan musim

Tanpa bahagia
Tanpa bahagia

Bahkan hujan terus mencoba memenuhi undangan mendung
Sementara kau tak juga tandangi kedatanganku

Bahkan hujan terus mencoba memenuhi undangan mendung
Sementara kau tak juga tandangi kedatanganku

Bahkan hujan terus mencoba memenuhi undangan mendung
Sementara kau tak juga tandangi kedatanganku

Bahkan hujan terus mencoba memenuhi undangan mendung
Sementara kau tak juga tandangi kedatanganku

Bahkan hujan terus mencoba memenuhi undangan mendung
Sementara kau tak juga tandangi kedatanganku

Bahkan hujan terus mencoba memenuhi undangan mendung
Sementara kau tak juga tandangi kedatanganku

 


Lirik Lagu Amigdala – Lara Bercerita

 Amigdala – Lara Bercerita



Tuan kau lihai sekali membelai luka
Mengabadi duka
Bahwa tubuhmu kini kian kuat
Menempa dusta yang mengental bertahun-tahun

Tuan kau lihai sekali memanipulasi rasa
Menjadikan tubuh perempuan itu tawanan
Tanpa kepastian
Tanpa kepastian

Apa cinta memang perihal menciptakan
Dan memelihara lara?
Dan hidup hanya sebuah cerita
Tentang meninggalkan dan yang ditinggalkan

Tuan kau lihai sekali memanipulasi rasa
Menjadikan tubuh perempuan itu tawanan
Tanpa kepastian
Tanpa kepastian

Apa cinta memang perihal menciptakan
Dan memelihara lara?
Dan hidup hanya sebuah cerita
Tentang meninggalkan dan yang ditinggalkan

Apa cinta memang perihal menciptakan
Dan memelihara lara?
Dan hidup hanya sebuah cerita
Tentang meninggalkan dan yang ditinggalkan

 


Lirik Lagu Amigdala – Tuhan Sebut Sia-sia

 Amigdala – Tuhan Sebut Sia-sia


Aku, dingin
Dan kau makin semarak menuang cuka di atas luka

Aku mendakimu jauh sampai patah kaki
Sedang kau mati suri berdendang sendiri
Aku mendakimu jauh sampai patah kaki
Sedang kau mati suri berdendang sendiri

Aku, dingin
Dan kau makin semarak menuang cuka di atas luka

Aku mendakimu jauh sampai patah kaki
Sedang kau mati suri berdendang sendiri
Aku mendakimu jauh sampai patah kaki
Sedang kau mati suri berdendang sendiri

Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia

Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia
Sejak itu Tuhan sebut kita sia-sia

 


Lirik Lagu Amigdala – Ada yang Lebih Tabah dari Hujan Bulan Juni

 Amigdala – Ada yang Lebih Tabah dari Hujan Bulan Juni


Ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
Yaitu perempuan yang disetubuhi rindu dan rela tidak dibayar

-

Mungkin pilu musti meranggas
Biar terlihat sakitnya oleh mata-mata dan tubuh yang takut akan mati
Mungkin luka musti menganga
Biar terlihat sakitnya oleh angin malam yang lebih suka mencumbui kaki gunung
Atau aku musti berdarah
Biar terlihat sakitnya oleh kau yang setiap malam menyeduh namaku dan namanya untuk kau nikmati bersama

Kau tau bagian paaling indah sekaligus menyakitkan ketika kau pergi adalah
Ketika rindu mulai berlari kencang
Bahkan sebelum sempat aba-aba ini selesai
Ketika rindu mulai berlari kencang
Bahkan sebelum sempat aba-aba ini selesai

Kelak ketika aku mati
Kelak ketika aku mati tak akan ada namaku atau nama ayahku yang tertera di atas batu nisanku
Melainkan hanya ada sejumput kalimat yang terukir dari darahku sendiri

Di sini di bawah tanah ini tergeletak jasad seorang perempuan
Yang semasa hidupnya acap kali disetubuhi rindu
Tapi selalu rela
Tapi selalu rela
Tapi selalu rela tidak dibayar

 


Lirik Lagu Amigdala – Kata Ibu Rindu

 Amigdala – Kata Ibu Rindu


Senja sudah lewat
Dan malam mulai pekat
Saatnya rindu
Berbaris masuk kelas untuk belajar
Mengenal dendam

Kukumu panjang kata Ibu rindu
Ini karena memang tak pernah dipangkas
Kukumu panjang kata Ibu rindu
Ini karena memang tak pernah dipangkas

Tapi Ibu rindu memang benar
Rindu harus dibayar tuntas
Seperti kuku panjang yang mesti dipangkas
Tiap kali hendak masuk kelas

Senja sudah lewat
Dan malam mulai pekat
Saatnya rindu
Berbaris masuk kelas untuk belajar
Mengenal dendam

Kukumu panjang kata Ibu rindu
Ini karena memang tak pernah dipangkas
Kukumu panjang kata Ibu rindu
Ini karena memang tak pernah dipangkas

Tapi Ibu rindu memang benar
Rindu harus dibayar tuntas
Seperti kuku panjang yang mesti dipangkas
Tiap kali hendak masuk kelas

Tapi Ibu rindu memang benar
Rindu harus dibayar tuntas
Seperti kuku panjang yang mesti dipangkas
Tiap kali hendak masuk kelas
Tiap kali hendak masuk kelas
Tiap kali hendak masuk kelas
Tiap kali hendak masuk kelas

 


Lirik Lagu Amigdala – Balada Puan

 Amigdala – Balada Puan


Kau dan segala cerita ini
Adalah igauan yang tak henti-hentinya minta diberi obat penenang
Punggungmu adalah bukit yang saban hari tidak kunjung selesai kudaki
Sampai aku patah kaki sementara kau pura-pura mati

Kepalaku puisi yang tidak pernah mampu membaca tanda baca di matamu
Tanda titik, ataukah tanda jeda yang berkepanjangan
Tidak pernah ada rumah
Peta tidak mengenal alamatmu
Berkelok dan terlalu banyak persimpangan

Jadi, bagaimana?
Kau yang cuma singgah
Atau aku yang terlampau sungguh



Lirik Lagu Amigdala – Kukira Kau Rumah

Amigdala - Ku Kira Kau Rumah

 


Kau datang tak kala sinar senjaku telah redup
Dan pamit ketika purnamaku penuh seutuhnya

Kau yang singgah tapi tak sungguh
Kau yang singgah tapi tak sungguh

Kukira kau rumah
Nyatanya kau cuma aku sewa
Dari tubuh seorang perempuan
Yang memintamu untuk pulang

Kau bukan rumah
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah

Kukira kau rumah
Nyatanya kau cuma aku sewa
Dari tubuh seorang perempuan
Yang memintamu untuk pulang

Kau bukan rumah
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah

Kau bukan rumah
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah
Kau bukan rumah